Senin, 20 April 2009

Warung Iklan Edisi 8


Yup! Here we comes again!

Setelah hampir satu tahun berjalan, kita sampai pada Warung iklan edisi 8. masih dengan komitmen untuk menjadi "warung"nya teman-teman pecinta iklan, kali ini kami hadir dengan tema "Execution Makes Perfection". Lebih dari sebuah talkshow, kita akan ditantang untuk mengeksekusi sebuah ide!

Minggu, 16 april 2009, kemarin, warung iklan kembali menghiasi wajah dunia periklanan di semarang untuk kedelapan kalinya, ours cafe dipilih playonkreadtiv untuk kedua kalinya sebagai tempat warung iklan yang diselenggrakan pada pukul 15.00 ini, meskipun sore itu berlangsung hujan,tapi itu tidak menghalangi antusiasme 35 para pencinta dunia periklanan yang untuk datang ke acara ini.

Warung iklan 8 untuk kali ini,dibuat dan disampaikan apik dan menarik oleh Adi nugroho, Creative Director PT Pinus Komunika Teknologi yang merangkap sekaligus menjadi dosen DKV Unika Soegijapranata. Dengan banyak pengalaman di bidang desain grafis dan dunia periklanan, Adi Nugroho memikat para peserta yang datang dengan gaya bicaranya yang santai dan nyaman pada sore itu. Penghujung acara warung iklan 8 ini ditutup pada jam 18.00 dengan acara penyerahan plakat kepada Adi Nugroho,,foto bersama,,dan tambahnya pengetahuan peserta tentang dunia periklanan.

Nge-rasa nyesel ga dateng acaranya ? Download materinya disini


Kamis, 16 April 2009

Bagai bara api yang tak kunjung padam

Istilah tersebut saya analogikan dengan kepuasan manusia.

Tanpa kita sadari kepuasan kita tak pernah ada habisnya.

Yang satu sudah tercapai, pasti ingin mencapai lebih yang lainnya lagi.

Jika dikontekskan dalam hal positif tentunya sangat baik.

Tetapi kita tidak boleh terlena.

Biasanya kita melupakan apa yang dinamakan kesyukuran.

Kita harus senantiasa bersyukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Tuhan.

Bersyukur bukan berarti menerima apa adanya.

Kita juga harus dengan cerdas dan cermat memanfaatkan nikmat yang ada.

Sebagai contoh adalah anugerah yang luar biasa dari Tuhan yang bernama otak.

Bagaimana kita menghasilkan pemikiran brilian yang senantiasa dapat diasah melalui pengalaman dan pengamatan.

Untuk hal yang satu ini, jangan pernah merasa puas untuk memberi makanan positif kepada otak kita (dan juga hati kita).

Semakin banyak informasi positif akan membuat kita lebih cerdas dalam menyikapi dan menjalani hidup ini.

Menjadi luar biasa adalah jalan hidup.

Jadilah insan yang berguna buat lingkungan Anda.



Salam kreatif,


Arya Kusumo

Rabu, 15 April 2009

Mari Tersenyum

Bukan senang riang tiada bintang terang

Menepi ombak pasang melepas jiwa kekang

Berteduh rindang seyum kan datang


sebuah pesan untuk kami dan mereka.

hadapi segala tantangan dengan kelapangan jiwa dan kebesaran hati.


- arya kusumo -

Leader make things happen!

”Leader make things happen! And leadership is a must for every leaders.”

Ciri utama seorang pemimpin adalah mempunyai kredibilitas. Temuan Steven M. Bornstein dan Anthony F. Sands (1996) menyebutkan lima inti (5C) kredibilitas, yaitu conviction, character, courage, composure, competence. Conviction adalah keyakinan dan komitmen. Courage adalah keberanian, kemauan untuk bertanggung jawab atas keyakinannya. Bahkan jika perlu, berani mengubah diri. Composure adalah ketenangan batin, suatu kemampuan untuk memberikan reaksi dan emosi yang tepat dan konsisten, khususnya dalam menghadapi situasi kritis. Competence adalah keahlian, keterampilan, dan profesionalitas.

Pemimpin adalah individu di mana setiap warga organisasi menyandarkan dirinya. Tidak ada pilihan lain, pemimpin harus mempunyai karakter yang kuat. Pemimpin yang tidak konsisten berpotensi membawa organisasinya ke arah ketidakpastian, ambigu, dan yang tersisa adalah konflik-konflik internal yang mengganggu kestabilan organisasi.

Geert Hofstede dalam Culture’s Consequences (1980) mengemukakan bahwa value itu melekat pada individu, dan culture melekat pada society. Sebagian excellent leaders di Indonesia baru sampai pada tahap “leadership’s value”, dan belum mencapai “leadership’s culture”. Karena masih menjadi value (atau karakter, atau ciri) maka “ia” melekat pada ”pribadi” sang pemimpin. Artinya yang unggul dalam organisasi tadi buka ”adalah pemimpin”, namun ”hanyalah pemimpin”.

Seorang pemimpin yang sudah berhasil menumbuhkembangkan leadership values-nya menjadi organization-values adalah pemimpin yang sudah masuk tahap leadership’s culture. Artinya, nilai-nilai unggul si pemimpin, menjadi values dari organisasi.

Masalahnya adalah terkadang pemimpin ”menyembunyikan” keunggulannya, karena takut bawahan akan menjadi lebih unggul. Pemikiran dan sikap seperti ini bukanlah karakter dari pemimpin unggul. Pemimpin unggul adalah pemimpin yang merekrut orang-orang terbaik untuk menjadi bagian dari teamwork mereka. Pemimpin yang unggul haru menguasai the core of management, yaitu (always) getting done with and through other people.

Jadilah pemimpin yang bijak dan berkredibilitas.



Arya Kusumo

Sumber bacaan:

Moeljono, Djokosantoso. 2007. Corporate Culture, Challenge to Excellence. Jakarta: PT Elex Media Komputindo